PREPARAT DARAH NATIP,
WAKTU BEKU DARAH, WAKTU PENDARAHAN, LAJU ENDAP DARAH, DAN BERAT JENIS DARAH
Nesmawati*, Musdalifa Mansur
**
*Peserta
Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
**Staf
Asisten Laboratorium Dasar Fisologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin
ABSTRAK
Latar belakang dilakukannya
praktikum ini yaitu darah merupakan jaringan yang bersikulasi dalam pembuluh
darah. Darah terdiri dari bagian-bagian yaitu sel darah merah, sel darah putih,
keping-keping darah, dan plasma darah. Percobaan ini bertujuan untuk melihat
bentuk darah natip, waktu beku, waktu perdarahan, laju endap darah, dan berat
jenis darah. Metode percobaan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin pada hari Rabu, 18 september 2013.
Jenis percobaan ini ada 5 macam yaitu preparat darah natip, waktu beku, waktu
perdarahan, laju endap darah dan berat jenis darah. Sampel di peroleh dari
praktikan untuk percobaan preparat darah natip, waktu beku, dan waktu
perdarahan, sedangkan untuk percobaan laju endap darah dan berat jenis darah
sampel yang di gunakan yaitu darah ternak sapi, ayam potong, ayam kampung, dan
kerbau. Hasil penelitian terlihat jelas bentuk sel darah merah dan sel darah
putih, dimana sel darah putih di tandai dengan adanya pergerakan granula. Simpulan
praktikum ini yaitu Darah terdiri dari sel darah merah dan sel darah putih.
Kata
kunci: Darah, Beku darah, Perdarahan, Endap
darah, Berat Jenis Darah.
PENDAHULUAN
Didalam tubuh manusia maupun
hewan terdapat cairan yang berfungsi sebagai media transport oksigen yang yang
merupakan zat yang paling penting. Darah merupakan jaringan yang bersikulasi
dalam pembuluh darah. Darah terdiri dari bagian-bagian yaitu sel darah merah,
sel darah putih dan platelets serta medium cair dimana bagian padat tersuspensi.
Medium cair ini dinamakan plasma, darah diberi anti koagulan dan sel darah
dibiarkan mengendap atau disentrifugasi dan dipisahkan bila darah dibiarkan
membeku tanpa antikoagulan dan bagian padat terpisah, diperoleh bagian cair
yang dinamakan serum. pada serum ini sudah tidak terdapat lagi fibrinogen, yaitu
protein yang berperan dalam pembekuan darah.
Sel darah merah disebut juga eritrosit. Sel darah merah adalah
jenis sel darah yang paling banyak. Bentuknya
seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira
7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1
mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu
zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya
banyak mengandung oksigen.
Darah disini
mengandung hemoglobin dan memiliki fungsi sebagai alat pengangkut yaitu
mengambil oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh,
mengangkut karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru,
mengambil zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh
jaringan tubuh, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan
melalui kulit dan ginjal. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya
Praktikum Fisiologi Ternak ini mengenai Percobaan Preparat Darah Natip, Waktu Beku
Darah, Waktu Pendarahan, Laju Endap Darah, Dan Berat Jenis Darah.
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada Praktikum Fisiologi Ternak Darah I
yaitu vaccinostyle, gelas objek, cover glass, mikroskop, pipa kapiler, cawan
petri berlapis parafin, stopwatch/jam tangan, tabung westegreen dan raknya,
tabung reaksi dan raknya.
Bahan
yang digunakan pada Praktikum Fisiologi Ternak Darah I yaitu kapas, kertas
saring, sampel darah, antikoagulan, heparin,es,Na Oksalat 1%, vaselin, dan larutan
NaCl 0.9 %.
METODE PERCOBAAN
Metode percobaan pada preparat darah natip yaitu
menyiapkan objek glass dan preparat yang telah dibersihkan dengan alkohol.
Kemudian menetesi dengan larutan NaCl 0,9% sebanyak 1-2 tetes, lalu menetesi
darah sebanyak satu tetes dari ujung jari yag telah di tusuk dengan
vaccinostyle, dan hisap dengan kertas saring apabila darah di cover glass
berlebihan. Selanjutnya mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran objektif
10x, 40x, dan 100x bila perlu dengan menggunakan minyak emersi. Kemudian
memperhatikan bentuk sel darah merah (yang miring, datar, dan adanya rouleuax),
bentuk sel darah putih
Metode percobaan penetap
waktu koagulasi ada dua cara yaitu dengan menggunakan cawan petri dan pipa
kapiler. Dengan menggunakan cawan petri, hal pertama yang dilakukan adalah
menusuk ujung jari dengan vaccinostyle dan mencatat waktunya. Kemudian
meneteskan darah tersebut ke cawan petri yang berlapis parafin sebanyak 1-2
tetes. Lalu menusuk darah tersebut dengan jarum pntul secara perlahan-lahan
sampai adanya benang fibrin. Sedangkan dengan menggunakan pipa kapiler, yaitu
memasukkan darah yang keluar kedalam pipa kapiler (yang tidak mengandung
heparin), sampai 4/5 pajang pipa dengan cara menempelkan satu ujungnya pada
darah yang keluar dari ujung jari.Kemudian menggenggam pipa
kapiler tersebut yang berisi darah dalam tangan untuk mempertahankan pada suhu
tubuh selanjutnya tunggu 2 menit lalu mematahkan pipa tersebut 1/10 panjang
pipa yang berisi darah, dan mengulangi setiap ½ menit sampai terbentuk benang
fibrin. Hal ini ditandai dengan bergantungnya bagian pipa yang patah.
Metode percobaan pendarahan
adalah menusuk ujung jari dengan vaccinostyle yang bersamaan dengan menekan
stopwatch pada saat timbulnya tetes darah pertama dari tusukan tersebutKemudian membersihkan setiap tetesan
darah dari ujung jari tersebut dengan kertas saring, sampai tidak ada noda
darah lagi.
Metode percobaan pada waktu laju
endap darah adalah menyiapkan tabung westergrin dengan raknya, dan sampel darah
yang telah dicampur dengan antikoagulan Kemudian menye-diakan 2 sampel darah yang telah di-campur antikoagulan tersebut kemudian
memasukkan kedalam tabung westergrin lalu membiarkan berdiri tegak di raknya
sampai isi tabung bertanda minus. Selanjutnya mencatat berapa mm turunya eritrosit setelah 30, 60
dan 90 menit. Tinggi plasma yang terjadi setelah 1 jam diambil sebagai
kecepatan pengendapan.
Metode percobaan untuk menentukan
berat jenis darah yaitu dengan cara Laktodensimeter. Caranya yaitu darah
dimasukkan ke dalam tabung laktodensimeter, kemudian ditempatkan di permukaan
yang rata dan datar. Masukkan laktodensimeter kedalam tabung, baca skalanya.
Catat dan bandingkan pada berbagai sampel darah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Preparat Darah Natip
Berdasarkan
Percobaan Preparat Darah Natip yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 1. Gambar bentuk sel
No. Jenis darah Gambar
|
1. Eritrosit
|
2. Leukosit
3. Trombosit
|
Perbesaran: 100x
Sumber: Anonimb, 2013.
Berdasarkan
hasil percobaan yang telah dilaksanakan didapatkan hasil yaitu komponen darah
terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping
darah (trombosit). Hal ini sesuai dengan pendapat Guyton (1991) yang menyatak-an
bahwa komponen seluler darah adalah termasuk sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit),dan keping keping
darah (trombosit).
B. Penetapan Waktu Koagulasi (Beku Darah)
Berdasarkan
Percobaan
Waktu Penetapan Waktu Koagulasi (Beku
Darah) yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel
2.Waktu koagulasi
No. Jenis
kelamin
|
Waktu
|
C.P P.K
|
|
1. Perempuan 2
menit 2 menit
7 detik
2. Laki-laki 1 menit 4
menit
42 detik
|
Sumber: Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013.
Berdasarkan
percobaan
yang telah dilaksanakan didapatkan hasil bahwa waktu koagulasi perempuan dan
laki-laki berbeda. Pembentukan
benang fibrin pada percobaan yang mnggunakan
media cawan petri, darah perempuan yaitu pada waktu 2
menit 7
detik sedangkan
pada laki-laki pada waktu 1 menit 41 detik. Dan pada media pipa kapiler
pembentukan fibrin darah perempuan
yaitu pada waktu 2
menit
sedangkan pada laki-laki pada waktu 4 menit. Hal ini sesuai dengan pendapat (Anonimc, 2013) yang menyatakan bahea terbentuknya
fibrin disebabkan karena trombin yang merupakan enzim yang mengubah
fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin
inilah yang berfungsi menjaring sel-sel darah merah menjadi gel atau menggumpal.
C.
Waktu Pendarahan
Berdasarkan
Percobaan
Waktu Pendarahan yang telah dilakukan diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 3.Waktu
pendarahan
No. Jenis Kelamin Waktu
|
||
1
2
|
Perempuan
Laki-laki
|
27
detik
10
detik
|
Sumber:
Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013.
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan didapatkan hasil bahwa waktu pendarahan laki-laki dan perempuan
berbeda. Waktu pendarahan laki-laki adalah 10 detik, sedangkan perempuan adalah
27 detik. Hal ini disebabkan karena suhu, umur dan besar kecilnya luka yang
ditimbulkan dari penusukan. Sesuai dengan pendapat Frandson (1992) yang
mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi proses pendarahan yaitu besar
kecilnya luka atau umur, temperature atau suhu, dalam menggunakan kertas saring
yang terlalu ditekan atau dapat pula oleh kadar kalsium dalam darah. Faktor
yang lainnya yaitu tingkat kesehatan setiap individu dan banyak tidaknya zat
kalsium yang terkandung dalam darah.
D. Laju Endap Darah
Berdasarkan
Percobaan
Laju Endap Darah yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel
4.Laju Endap Darah
Jenis ternak
|
Waktu
|
|
30 mnt 60 mnt
90 mnt
|
Ayam kmpng 0,1 mm
0,2 mm 0,3 mm
Sapi 0,1 mm 0,2 mm 0,2 mm
Kerbau 0,1 mm 1,3 mm
2,1 mm
Ayam
potong 0,1 mm 0,3 mm 0,4 mm
|
Sumber: Hasil Praktikum Fisiologi
Ternak, 2013
Berdasarkan
praktikum diatas didapatkan hasil bahwa laju endapan darah setiap sampel darah
ternak berbeda-beda baik dalam jenisnya maupun dalam waktu yang digunakan. Pada
sampel darah ternak sapi terlihat bahwa cairan plasma pada menit ke 30 adalah 0,1
cm, pada menit ke 60 bertambah menjadi 0,2 cm dan pada menit ke 90 tetap 0,2 cm.
Hal ini bertentangan dengan pendapat Barbara (2006) Darah normal mempunyai LED
relatif kecil karena pengendapan eritrosit akibat tarikan gravitasi di imbagi
oleh tekanan keatas akibat perpindahan.
E. Berat Jenis Darah
Berdasarkan
Percobaan
Berat Jenis Darah yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5. Berat Jenis
Jenis ternak Berat jenis
|
Ayam kampung 1,030 mm3
Sapi
1,048 mm3
|
Kerbau
1,046 mm3
Ayam potong 1,040 mm3
|
Sumber: Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013
Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan di dapatkan hasil bahwa berat jenis diantara
sampel darah yang diuji berbeda beda. Berat jenis darah ayam kampung adalah 1,030
mm, sapi 1,048 mm, kerbau 1,046 mm,dan ayam potong 1,040 mm. Tekanan osmosis
tergantung pada kondisi protein plasma da viskositas atau kekentalan darah
sebagai cairan suspensi (Anonimc, 2013)
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan Prktikum
Fisiologi Ternak Darah I, maka dapat disimpulkan bahwa darah terdiri atas dua
komponen yaitu plasma darah dan sel darah yang terdiri atas beberapa jenis
yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping-keping
darah (trombosit). Waktu koagulasi adalah waktu mulai dari mulai darah keluar
sampai terbentuknya benang fibrin. Waktu koagulasi pada
cawan petri untuk laki-laki
1 menit 41 detik dan
perempuan 2 menit 7 detik, sedangkan
pada pipa kapiler rata-rata waktu koagulasi untuk laki-laki 4 menit dan
perempuan 2
menit. Waktu pendarahan adalah waktu mulai terjadinya tetes
darah pertama sampai tidak ada lagi noda di kertas saring. Waktu pendarahan
rata-rata pada laki-laki 10 detik sedangkan pada perempuan 27 detik. Laju endap darah adalah
kecepatan mengendapnya sel darah merah hingga terbentuknya plasma yang sangat
jelas terlihat pada tabung westergreen.
DAFTAR PUSTAKA
Analis,Ridwan.2012.http://ridwananalis.wordpress.com/2012/08/13/pengertian-darah-dan-bagiannya/. diakses pada tanggal
18 September 2013 pukul 20:00 WITA.
Anonima,2013.http://kutukuliah.blogspot.com/2013/08/berat-jenis-darah.html. diakses pada tanggal 19, september 2013 pukul 20:00 WITA.
b,2013.http://www.webmd.com/heart/anatomy-picture-of-blood diakses pada tanggal 19 september
2013.
Barbara A. B, 2006. Hematologi: Principle dan Procedures. LEA
dan REB.
Depkes
RI, 1989. Pemeriksaan Cholinesterase
Darah dengan Tintometer, Ditjen PPM & PLP.Jakarta.
Frandson, R. D.
1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Guyton,
Arthur C. 1991. Fisiologi Manusia dan Mekanismenya
terhadap Penyakit.EGC Penerbit Buku kedokteran. Jakarta.
Sonjaya. 2012. Penuntun
Praktikum Fisiologi Ternak Dasar. Fakultas Peternakan. UNHAS, Makassar.