TUGAS
INDIVIDU
PENGANTAR
ILMU PETERNAKAN
(PIP)
(PIP)
NAMA :
NESMAWATI
NIM :
I 111 12 287
KELAS : PETERNAKAN C / GANJI
![](file:///C:/Users/Admin/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
TUGAS PENGANTAR ILMU PETERNAKAN
Pertanyaan :
1.
Apa pentingnya mempelajari tekhnologi
peternakan ?
Jawab:
Latar belakang pentingnya
mempelajari manajemen kesehatan dan kesejahteraan ternak, adalah:
1. Efisiensi produksi dan ekonomi.
2. Permintaan pasar (konsumen) akan
produk peternakan yang memiliki sifat ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal).
Dan juga,
Pembangunan sub sektor peternakan mengalami perubahan-perubahan mendasar karena dihadapkan pada 3 (tiga) tuntutan
yaitu
1. Pemanfaatan teknologi peternakan
yang semakin meningkat oleh karena tuntutan efisiensi dan standarisasi serta berkembangnya
industrialisasi;
2.
Tuntutan
kualitas produk peternakan dan keamanan konsumen sebagai akibat tuntutan
kualitas hidup dan kehidupan yang semakin meningkat;
3.
Tuntutan
sistem informasi yang lebih handal antara lain untuk keperluan “market
intelegence”, sistem informasi pasar dan harga, peramalan wabah penyakit,
tingkat produksi dan penyakit hewan sebagai akibat pembangunan yang semakin
komplek dan kompetitif.
2.
Jelaskan apa kegunaan tekhnologi
peternakan dalam bidang peternakan ?
Jawab:
Permasalahan yang dihadapi dalam
bidang peternakan di Indonesia antara lain adalah:
masih rendahnya produktifitas dan
mutu genetik ternak. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di
Indonesia masih merupakan peternakan konvensional, dimana mutu bibit, penggunaan
teknologi dan keterampilan peternak relatif masih rendah.
Penerapan teknologi Transfer Embrio
(TE) atau alih janin merupakan alternatif untuk meningkatkan populasi dan mutu
genetik sapi secara cepat. Teknologi TE pada sapi merupakan generasi kedua bioteknologi
reproduksi setelah inseminasi buatan (IB). Pada prinsipnya teknik TE adalah
rekayasa fungsi alat reproduksi sapi betina unggul dengan hormon superovulasi
sehingga diperoleh ovulasi sel telur dalam jumlah besar. Sel telur hasil
superovulasi ini akan dibuahi oleh spermatozoa unggul melalui teknik IB
sehingga terbentuk embrio yang unggul. Embrio yang diperoleh dari ternak sapi
donor, dikoleksi dan dievaluasi, kemudian ditransfer ke induk sapi resipien
sampai terjadi kelahiran.
Manfaat dan Keunggulan Teknologi
Transfer Embrio:
Teknologi IB telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 1953
untuk meningkatkan populasi ternak sapi. Dalam usaha mempercepat peningkatan
populasi dan mutu genetik sapi, maka perlu dicari metode lain yang lebih baik
dan lebih cepat untuk mendukung tujuan penerapan teknologi IB.
TE merupakan teknologi alternatif
yang sedang dikembangkan dalam usaha meningkatkan mutu genetik dan populasi
ternak sapi di Indonesia.
Adapun Manfaat teknologi transfer embrio
adalah:
1. Meningkatkan mutu genetik ternak.
2. Mempercepat peningkatan populasi
ternak.
3. Berpotensi mencegah berjangkitnya
penyakit hewan menular yang ditularkan lewat saluran kelamin.
4. Mempercepat pengenalan material
genetik baru lewat ekspor embrio beku.
3.
Berikan contoh biotekhnologi dalam
bidang peternakan ?
Jawab:
Contoh
Bioteknologi Bidang Peternakan
- Penerapan bioteknologi konvensional juga terjadi pada
peningkatan produksi di bidang
peternakan:
Sejak dahulu, manusia telah
berusaha mengawinkan hewan-hewan ternak untuk memperoleh bibit unggul.
Para peternak menyadari pentingnya bibit unggul untuk
meningkatkan produksi daging, telur, dan susu yang berkualitas.
Contoh penerapan tekhnologi dalam bidang peternakan:
1)
Inseminasi Buatan
Salah satu teknik yang dikembangkan adalah inseminasi buatan. Inseminasi
buatan adalah suatu cara untuk memasukkan mani (sperma atau semen) dari
ternak jantan ke alat kelamin ternak betina. Sebelumnya, semen yang
didapat dari ternak jantan dicairkan dan diproses terlebih dahulu. Untuk
memasukkan semen ke dalam alat kelamin ternak betina menggunakan metode
dan alat khusus yang disebut insemination gun. Tujuan dilakukannya
inseminasi buatan adalah untuk meningkatkan angka kelahiran ternak yang
umumnya bergantung musim kawin. Dengan demikian, jarak kelahiran ternak dapat
diatur. Selain itu, dengan adanya inseminasi buatan dapat memperbaiki
kualitas ternak, mengoptimalkan penggunaan bibit unggul, dan mencegah
penularan atau penyebaran penyakit ternak.
2)
Fertilisasi Invitro
Kebutuhan
manusia akan produk ternak semakin meningkat. Contohnya, kebutuhan
masyarakat terhadap daging dan susu sapi. Hal tersebut ditandai oleh
pemerintah yang masih mengimpor daging dan susu sapi. Teknik
perbanyakan ternak yang unggul mulai dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Selain dengan teknik inseminasi buatan, perbanyakan ternak
unggul dapat dilakukan dengan fertilisasi in vitro. Pada fertilisasi
in vitro, embrio dapat dihasilkan di luar uterus induk betina. Sifat dan
jumlah embrio dapat diatur. Setelah embrio terbentuk, kemudian embrio
tersebut ditanam (diimplantasikan) dalam uterus milik betina dari spesies
yang sama untuk membantu mempercepat peningkatan populasi ternak yang
unggul. Embrio sebelum diimplantasikan dapat disimpan dalam jangka waktu
tertentu pada nitrogen cair bersuhu –196°C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar