MENENTUKAN
KADAR HEMOGLOBIN, NILAI HEMATOKRIT, MENGHITUNG SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH
PUTIH
Nesmawati*,
Irsan **
*Peserta
Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
**Staf
Asisten Laboratorium Dasar Fisologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin
ABSTRAK
Praktikum
Fisisologi Ternak mengenai menentukan kadar hemoglobin, nilai hematokrit,
menghitung sel darah merah dan sel darah putih bertujuan untuk mengetahui kadar
hemoglobin dalam darah manusia, untuk menentukan persentase sel-sel darah dalam
darah dan untuk menentukan jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah
putih (leukosit) perkubik mm volume darah. Kadar hemoglobin menggunakan metode
Sahli dan kertas skala, nilai hematokrit menggunakan metode mikro-hematokrit
dari Van Allen, Menghitung Jumlah Sel Darah Merah dan Menghitung Jumlah
Sel Darah Putih. Hasil dari praktikum ini adalah diperoleh jumlah sel darah
merah praktikan yaitu 9.800.000 /mm3, sedangkan jumlah sel darah
putih pada praktikan yang diperoleh yaitu 3.200 /mm3.
Kata Kunci : Darah, Hematokrit,
Hemoglobin, larutan Hayem, dan larutan Turk.
PENDAHULUAN
Hemoglobin
adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media
transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang
terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Hemoglobin darah dapat
mengangkut sekitar 60 kali oksigen lebih banyak apabila dibandingkan dengan air
pada saat kondisi dan jumlah yang sama.
Hemoglobin dapat bergabung dengan oksigen udara yang terdapat dalam paru-paru
karena mempunyai daya afinitas yang tinggi, sehingga terbentuklah
oksihemoglobin yang kemudian oksigen tersebut dilepaskan ke sel-sel jaringan
tubuh. Kadar hemoglobin diukur dalam gram per 100 ml darah atau dalam gram
persen.
Darah
yang merupakan cairan dengan volume yang berbeda-beda dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu jenis kelamin, ukuran tubuh, usia, dan aktivitas. Dalam praktikum
ini dilakukan berbagai percobaan agar kita dapat mengetahui tingkat kesehatan
seseorang seperti terhindar dari penyakit anemia dan leukosit. Hal inilah yang
melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini.
MATERI
DAN METODE
Praktikum
ini dilaksanakn pada hari rabu, 02 oktober 2013 pukul 14.00 WITA yang bertempat
di Laboratorium Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin.
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum ini adalah lancet pen, vassinostyle, tabung
wintrobe, centrifuge, tabung sahli, mikroskop, dan cover glass. Sedangkan bahan
yang digunakan yaitu kapas, kertas saring, HCL 0,1 N, alkohol 70%, aquades,
antikoagulan, pipa kapiler, sampel darah, larutan hayem, dan larutan turk.
Metode
praktikum pada percobaan penentuan kadar hemoglobin di gunakan dua cara yaitu
dengan cara sahli dan dengan menggunakan kertas skala. Untuk metode sahli
pertama-tama isi tabung sahli dengan HCl 0,1 N sampai nomor 2 setelah itu
bersihkan ujung jari dengan menggunakan alkohol 70% lalu tusuk ujung jari
dengan menggunakan vaccinostyle, kemudian teteskan darah yang keluar dari ujung
jari ke dalam tabung sahli, kemudian tambahkan aquades setetes demi setetes
sambil kocok sampai warnanya sama dengan warna tabung kaca standar pada alat
haemometer, kemudian perhatikan sampai dimana tinggi meniscusnya lalu catat.
Sedangkan untuk metode kertas skala pertama-tama bersihkan ujung jari dengan
alkohol 70%, kemudian tusuk jari dengan menggunakan vaccinostyle lalu darah
yang keluar dari ujung jari teteskan diatas kertas saring, angina-anginkan sebentar
lalu ukur dengan kertas skala, kemudian catat berapa persentasenya.
Metode praktikum pada percobaan
nilai hematocrit, pertama-tama bersihkan ujung jari dengan alkohol 70% lalu
tusuk ujung jari dengan menggunakan vaccinostyle setelah itu masukkan darah ke
dalam pipa kapiler jangan sampai putus, setelah itu tutup ke dua ujung pipa kapiler dengan wex,
kemudian masukkan ke dalam centrifuge lalu putar, setelah itu angkat pipa
kapiler tersebut lalu ukur brapa sel darah merah dan plasma darahnya lalu catat.
Metode menghitung jumlah sel darah
merah dan sel darah putih. Untuk metode menghitung sel darah merah yaitu
pertama-tama bersihkan ujung jari dengan alkohol 70% lalu tusuk ujung jari
dengan menggunakan vaccinostyle, setelah itu isap darah ke dalam pipet sel
darah merah sampai angka 1, kemudian isap larutan hayem sampai angka 101.
Kemudian pembuluh karet dilepaskan dari pipet, lalu pipet dipegang dengan ibu
jari dan telunjuk, kocok dengan membentuk angka 8 selama 1-2 menit, kemudian
bersihkan kamar hitung dan kaca penutup harus rapat. Setelah itu darah dipipet
lalu diletakkan diatas kamar hitung, kemudian priksa dibawah mikroskop dengan
pembesaran. Kemudian hitung jumlah sel darah merah yang terdapat pada lima buah
kotak yang bertanda R lalu catat berapa jumlahnya. Sedangkan untuk metode
menghitung jmlah sel darah putih hamper sama dengan metode menghitung sel darah
merah hanya saja yang membedakan yaitu menggunakan pipet sal darah putih dan
perhitungan dilakukan atas sel darah putih yang terdapat dalam empat kotak
persegi bertanda W.
HASIL
DAN PEMBAHSAN
A. Kadar
Hemoglobin (Hb)
Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilakukan pada percobaan menentukan kadar hemoglobin dalam darah
diperoleh data dan dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Uji Kadar
Hemoglobin Cara Sahli
Hasil
percobaan menentukan kadar hemoglobin dengan cara sahli dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel
1. Hasil Uji Kadar Hemoglobin Cara Sahli
No.
|
Metode
|
Kelompok
|
Jenis Kelamin
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Cara
sahli (mgm Hb/100ml)
|
I
II
III
IV
V
VI
|
Perempuan
|
Laki-laki
|
16,8
16,8
22,4
11,2
28
15,4
|
11,06
9,8
23,8
9,8
-
17,5
|
Sumber: Data Hasil Praktikum
Fisiologi Ternak, 2013.
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah di lakukan di peroleh hasil yaitu pada percobaan menentukan kadar
hemoglobin dalam darah pada laki-laki dengan cara sahli rata-rata lebih rendah yaitu
14, 39 mgm Hb/100ml dibandingkan
kadar hemoglobin perempuan yaitu 18,43 mgm
Hb/100ml.
Perbedaan ini terjadi karena adanya pengaruh jenis kelamin dan usia. Hal ini
sesuai dengan pendapat Coles (1974) bahwa kadar hemoglobin dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah umur, jenis kelamin, serta nutrisi makanan
yang dimakan. Semakin berkualitas makanan yang dimakan, nutrisi yang dapat
digunakan pun tercukupi sehingga darah mengandung kadar hemoglobin standard.
2.
Uji Kadar Hemoglobin dengan Kertas Skala.
Hasil
percobaan menentukan kadar hemoglobin dengan kertas skala dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel
2. Hasil Uji Kadar Hemoglobin dengan
Kertas Skala
No.
|
Metode
|
Kelompok
|
Jenis Kelamin
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Kertas
Hb (kertas skala)
(%)
|
I
II
III
IV
V
VI
|
Perempuan
|
Laki-laki
|
60
80
80
70
70
70
|
60
70
70
70
90
60
|
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013.
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kadar hemoglobin dalam
darah perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan kadar hemoglobin pada
laki-laki yaitu 72% : 70%, diperkirakan ini terjadi karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Jumlah haemoglobin dalam darah normal ialah 15 gram setiap
100 ml darah, dan jamlah itu biasanya disebut “100%” . Laki-laki dewasa
normal mengandung sekitar 800 gram haemoglobin (nilai rujukan di dalam darah:
13-18 g/dl), yang sekitas 7 g dihasilkan dan dirusak tiap hari. Pada wanita,
haemoglobin tubuh total sekitar 600 g (Anonim,
2011).
B. Nilai
Hematokrit
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh data dan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Table
3. Hasil Uji Nilai Hematokrit
No.
|
Kelompok
|
Nilai
Hematokrit (%)
Perempuan laki-laki
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
I
II
III
IV
V
VI
|
45 55
43 63
42 54
57 63
13 53
54 42
|
Sumber : Data Hasil Praktikum
Fisiologi Ternak,2013.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah
dilakukan, diperoleh hasil yaitu pada
percobaan menentukan nilai hematokrit dalam darah pada perempuan rata-rata
lebih tinggi dibandingkan kadar nilai hematokrit pada laki-laki. Hal ini sesuai
dengan pendapat Anonim (2013) yang menyatakan bahwa nilai hematokrit
dipengaruhi oleh jenis kelamin, spesies, jumlah sel darah merah, aktivitas dan
keadaan patologis. Jumlah sel darah merah pada pria lebih banyak jika
dibandingkn dengan wanita, apabila jumlah sel darah merah meningkat atau banyak maka jumlah nilai hematokrit juga
akan mengalami peningkatan. Selain itu ketinggian tempat juga mempengaruhi
nilai hematokrit, karena pada tempat yang tinggi seperti pegunungan kadar
oksigen dalam udara berkurang sehingga oksigen yang masuk ke dalam paru-paru berkurang,
oleh karena itu supaya terjadi keseimbangan maka sumsung tulang belakang
memproduksi sel-sel darah merah dalam jumlah yang banyak. Nilai hematokrit
disebut dengan %, nilai normal untuk laki-laki 40-48 vol%, dan untuk perempuan
37-43 vol% (Akhyar, 2010).
C. Menghitung
Sel Darah Merah
Berdasarkan hasil Praktikum
menghitung sel darah merah, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar
1. Hasil Pengamatan Perhitungan Sel Darah Merah.
LABORATORIUM
FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
|
|||||||||
Sel darah
merah
|
|||||||||
![]()
![]() |
![]() |
||||||||
Kamar Hitung
|
Cara
menghitung
|
||||||||
Ket : Preparat
Darah Manusia
Perbesaran :
40x
Dik
:
R1 : 201
R2 : 190
R3 : 210
R4 : 181
R5 : 197
|
Penye
:
N = R1+R2+R3+R4+R5
=
210+190+210+181+197
= 988
SDM = N X 10.000
= 988
X 10.000
= 9,88
X 106 mm3
|
Sumber:
Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013.
Berdasarkan
hasil praktikum menghitung jumlah sel darah merah dalam darah diperoleh jumlah
sel darah merah sebanyak 9,88 X 106 mm3 dinyatakan tidak normal karena jumlah sel darah merah
normal pada manusia adalah 4.000.000/mm3 – 5.250.000/mm3. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonima (2010) yang menyatakan bahwa jumlah
sel darah merah normal pada pria yaitu 5.200.000/mm3 dan pada wanita yaitu 4.700.000/mm3,
dimana setiap sel darah merah manusia memiliki diameter sekitar 7,5 μm dan
tebal 2 μm. Menurut Frandson (1992) bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
peningkatan dan penurunan jumlah sel darah merah pada seseorang dapat terjadi
karena orang tersebut mnderita anemia atau hemokonsentra-si. Hemokonsentrasi disbabkan oleh
penurunan jumlah air yang diminum atau banyaknya jumlah air yang diminum. Sedangkan anemia disebab-kan
oleh karena sel darah yang fungsional atau hemoglobin jauh di bawah normal.
D. Menghitung
Sel Darah Putih
Berdasarkan
hasil Praktikum menghitung sel darah putih, maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
Gambar 2. Hasil
Pengamatan Perhitungan Sel Darah Putih.
LABORATORIUM
FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
|
|||||||||
Sel darah
putih
|
|||||||||
![]()
![]() |
![]() |
||||||||
Kamar Hitung
|
Cara
menghitung
|
||||||||
Ket : Preparat
Darah Manusia
Perbesaran :
40x
Dik
:
W1 : 8
W2 : 30
W3 : 6
W4 : 20
|
Penye
:
N = W1+W2+W3+W4
= 8+30+6+20
= 64
SDP = N X 50
= 64X
50
= 3.200
/mm3
|
Sumber:
Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013.
Berdasakan data diketahui bahwa jumlah sel darah
putih pada manusia yaitu 3.200 /mm3. Dari data di
atas diketahui bahwa jumlah sel darah putih pada manusia di atas normal, karena
jumlah sel darah putih yang normal pada manusia berkisar antara 5000/mm3 ‑7000 mm3. Hal ini
sesuai dengan pendapat Anonimb (2010)
bahwa jumlah leukosit pada pada manusia khususnya orang dewasa kira-kira 7000
sel darah putih per millimeter kubik darah. Persentase normal berbagai jenis
sel darah putih (leukosit) meliputi Granulosit (Neutrofil 62,0%, Eosinofil
2,3%, Basofil 0,4%) dan Agranulosit (Limfosit 30,0%, Monosit 5,3%) yang total
keseluruhan 100%.
Di dalam darah normal didapati jumlah leukosit
rata-rata 4000- 11.000 sel/cc. Jika jumlahnya lebih dari 11000 sel/mm3 maka
keadaan ini disebut leukositosis dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka
disebut leucopenia. Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar
pada kondisi tertentu seperti stres, umur, aktifitas fisiologis dan lainnya.
Leukosit berperan penting dalam pertahanan seluler dan humoral organisme
terhadap benda-benda asing. Jumlah leukosit lebih banyak diproduksi jika
kondisi tubuh sedang sakit apabila dalam sirkulasi darah jumlah leukositnya
lebih sedikit dibanding dengan eritrositnya. Nadilla (2012) menyatakan bahwa,
sel darah putih berperan dalam melawan infeksi. Penurunan jumlah leukosit dapat
terjadi karena infeksi usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan, dan partus.
Jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stress, kurang makan atau
disebabkan oleh faktor lain.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar hemoglobin pada laki-laki itu
lebih tinggi dibanding kadar hemoglobin pada perempuan. Sedangkan pada nilai
hematokrit, laki-laki juga memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan perempuan,
dimana nilai hematokrit disebut dengan %,
nilai normal untuk laki-laki 40-48 vol%, dan untuk perempuan 37-43 vol%. Dari
hasil praktikum dinyatakan bahwa jumlah sel darah merah pada sampel tidak
normal karena jumlah sel darah merah normal pada pria yaitu
5.200.000/mm3 dan pada
wanita yaitu 4.700.000/mm3. Sedangkan untuk sel darah putih
dinyatakan tidak normal karena jumlah sel darah putih yang normal pada manusia
berkisar antara 5000/mm3 ‑7000 mm3
DAFTAR PUSTAKA
Anonima,2010, Sel Darah Merah.http://liemachmad.wordpress.com/.
Diakses pada tanggal 2 oktober 2013.
Anonim,2011.http://wanenoor.blogspot.com/2011/06/hemoglobin-darah.html.
Diakses pada tanggal 03 oktober 2013.
Anonim,2013,http://kutukuliah.blogspot.com/2013/08/nilai‑hematokrit‑darah.html#chitika_closebutton.
Diakses pada tanggal 2 oktober 2013.
Akhyar,2010.http://yayanakhyar.wordpress.com/2010/04/18/menghitung-hematokrit/.
Diakses pada tanggal 2 oktober 2013.
Coles, E.H. 1974. Veterian Clinical
Pathologi 2nd Edition W. B. Sounders Co.
Philadelphia.
Frandson, R. D.
1992. Anatomi dan Fisiologi ternak. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Nadila,2012.http://jumranadilla.blogspot.com/2012/06/faktorfaktor‑yang‑mempengaruhi.html. Diakses pada tanggal
3 oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar