Selasa, 09 Desember 2014

MENENTUKAN KADAR HEMOGLOBIN, NILAI HEMATOKRIT, MENGHITUNG SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH PUTIH

Nesmawati*, Irsan **

*Peserta Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
**Staf Asisten Laboratorium Dasar Fisologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Praktikum Fisisologi Ternak mengenai menentukan kadar hemoglobin, nilai hematokrit, menghitung sel darah merah dan sel darah putih bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah manusia, untuk menentukan persentase sel-sel darah dalam darah dan untuk menentukan jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) perkubik mm volume darah. Kadar hemoglobin menggunakan metode Sahli dan kertas skala, nilai hematokrit menggunakan metode mikro-hematokrit dari Van Allen, Menghitung Jumlah Sel Darah Merah dan Menghitung Jumlah Sel Darah Putih. Hasil dari praktikum ini adalah diperoleh jumlah sel darah merah praktikan yaitu 9.800.000 /mm3, sedangkan jumlah sel darah putih pada praktikan yang diperoleh yaitu 3.200 /mm3.

Kata Kunci : Darah, Hematokrit, Hemoglobin, larutan Hayem, dan larutan Turk.

PENDAHULUAN



Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Hemoglobin darah dapat mengangkut sekitar 60 kali oksigen lebih banyak apabila dibandingkan dengan air pada saat  kondisi dan jumlah yang sama. Hemoglobin dapat bergabung dengan oksigen udara yang terdapat dalam paru-paru karena mempunyai daya afinitas yang tinggi, sehingga terbentuklah oksihemoglobin yang kemudian oksigen tersebut dilepaskan ke sel-sel jaringan tubuh. Kadar hemoglobin diukur dalam gram per 100 ml darah atau dalam gram persen.
Darah yang merupakan cairan dengan volume yang berbeda-beda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin, ukuran tubuh, usia, dan aktivitas. Dalam praktikum ini dilakukan berbagai percobaan agar kita dapat mengetahui tingkat kesehatan seseorang seperti terhindar dari penyakit anemia dan leukosit. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini.

MATERI DAN METODE

Praktikum ini dilaksanakn pada hari rabu, 02 oktober 2013 pukul 14.00 WITA yang bertempat di Laboratorium Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah lancet pen, vassinostyle, tabung wintrobe, centrifuge, tabung sahli, mikroskop, dan cover glass. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kapas, kertas saring, HCL 0,1 N, alkohol 70%, aquades, antikoagulan, pipa kapiler, sampel darah, larutan hayem, dan larutan turk.
Metode praktikum pada percobaan penentuan kadar hemoglobin di gunakan dua cara yaitu dengan cara sahli dan dengan menggunakan kertas skala. Untuk metode sahli pertama-tama isi tabung sahli dengan HCl 0,1 N sampai nomor 2 setelah itu bersihkan ujung jari dengan menggunakan alkohol 70% lalu tusuk ujung jari dengan menggunakan vaccinostyle, kemudian teteskan darah yang keluar dari ujung jari ke dalam tabung sahli, kemudian tambahkan aquades setetes demi setetes sambil kocok sampai warnanya sama dengan warna tabung kaca standar pada alat haemometer, kemudian perhatikan sampai dimana tinggi meniscusnya lalu catat. Sedangkan untuk metode kertas skala pertama-tama bersihkan ujung jari dengan alkohol 70%, kemudian tusuk jari dengan menggunakan vaccinostyle lalu darah yang keluar dari ujung jari teteskan diatas kertas saring, angina-anginkan sebentar lalu ukur dengan kertas skala, kemudian catat berapa persentasenya.
            Metode praktikum pada percobaan nilai hematocrit, pertama-tama bersihkan ujung jari dengan alkohol 70% lalu tusuk ujung jari dengan menggunakan vaccinostyle setelah itu masukkan darah ke dalam pipa kapiler jangan sampai putus, setelah itu tutup  ke dua ujung pipa kapiler dengan wex, kemudian masukkan ke dalam centrifuge lalu putar, setelah itu angkat pipa kapiler tersebut lalu ukur brapa sel darah merah dan plasma darahnya lalu catat.
            Metode menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih. Untuk metode menghitung sel darah merah yaitu pertama-tama bersihkan ujung jari dengan alkohol 70% lalu tusuk ujung jari dengan menggunakan vaccinostyle, setelah itu isap darah ke dalam pipet sel darah merah sampai angka 1, kemudian isap larutan hayem sampai angka 101. Kemudian pembuluh karet dilepaskan dari pipet, lalu pipet dipegang dengan ibu jari dan telunjuk, kocok dengan membentuk angka 8 selama 1-2 menit, kemudian bersihkan kamar hitung dan kaca penutup harus rapat. Setelah itu darah dipipet lalu diletakkan diatas kamar hitung, kemudian priksa dibawah mikroskop dengan pembesaran. Kemudian hitung jumlah sel darah merah yang terdapat pada lima buah kotak yang bertanda R lalu catat berapa jumlahnya. Sedangkan untuk metode menghitung jmlah sel darah putih hamper sama dengan metode menghitung sel darah merah hanya saja yang membedakan yaitu menggunakan pipet sal darah putih dan perhitungan dilakukan atas sel darah putih yang terdapat dalam empat kotak persegi bertanda W.

HASIL DAN PEMBAHSAN

A. Kadar Hemoglobin (Hb)
            Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada percobaan menentukan kadar hemoglobin dalam darah diperoleh data dan dapat dilihat pada tabel berikut:




1. Uji Kadar Hemoglobin  Cara Sahli



Hasil percobaan menentukan kadar hemoglobin dengan cara sahli dapat dilihat pada tabel berikut:


           


Tabel 1. Hasil Uji Kadar Hemoglobin  Cara Sahli
No.
Metode
Kelompok
Jenis Kelamin

1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cara sahli (mgm Hb/100ml)

I
II
III
IV
V
VI
Perempuan
Laki-laki
16,8
16,8
22,4
11,2
28
15,4
11,06
9,8
23,8
9,8
-
17,5
            Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013.



Berdasarkan hasil praktikum yang telah di lakukan di peroleh hasil  yaitu pada percobaan menentukan kadar hemoglobin dalam darah pada laki-laki dengan cara sahli rata-rata lebih rendah yaitu 14, 39 mgm Hb/100ml dibandingkan kadar hemoglobin perempuan yaitu 18,43 mgm Hb/100ml. Perbedaan ini terjadi karena adanya pengaruh jenis kelamin dan usia. Hal ini sesuai dengan pendapat Coles (1974) bahwa kadar hemoglobin dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah umur, jenis kelamin, serta nutrisi makanan yang dimakan. Semakin berkualitas makanan yang dimakan, nutrisi yang dapat digunakan pun tercukupi sehingga darah mengandung kadar hemoglobin standard.

2. Uji Kadar Hemoglobin dengan Kertas Skala.
Hasil percobaan menentukan kadar hemoglobin dengan kertas skala dapat dilihat pada tabel berikut:



Tabel 2. Hasil Uji Kadar Hemoglobin  dengan Kertas Skala
No.
Metode
Kelompok
Jenis Kelamin

1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kertas Hb (kertas skala)
(%)

I
II
III
IV
V
VI
Perempuan
Laki-laki
60
80
80
70
70
70
60
70
70
70
90
60
            Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013.


           


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kadar hemoglobin dalam darah perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan kadar hemoglobin pada laki-laki yaitu 72% : 70%, diperkirakan ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Jumlah haemoglobin dalam darah normal ialah 15 gram setiap 100 ml darah, dan jamlah itu biasanya disebut “100%” . Laki-laki dewasa normal mengandung sekitar 800 gram haemoglobin (nilai rujukan di dalam darah: 13-18 g/dl), yang sekitas 7 g dihasilkan dan dirusak tiap hari. Pada wanita, haemoglobin tubuh total sekitar 600 g (Anonim,
2011).



B. Nilai Hematokrit


Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh data dan dapat dilihat pada tabel berikut:



Table 3. Hasil Uji Nilai Hematokrit
No.
Kelompok
Nilai Hematokrit (%)
Perempuan                   laki-laki
1.
2.
3.
4.
5.
6.
I
II
III
IV
V
VI
45                               55
43                               63
42                               54
57                               63
13                               53
54                               42
            Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak,2013.



Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil  yaitu pada percobaan menentukan nilai hematokrit dalam darah pada perempuan rata-rata lebih tinggi dibandingkan kadar nilai hematokrit pada laki-laki. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2013) yang menyatakan bahwa nilai hematokrit dipengaruhi oleh jenis kelamin, spesies, jumlah sel darah merah, aktivitas dan keadaan patologis. Jumlah sel darah merah pada pria lebih banyak jika dibandingkn dengan wanita, apabila jumlah sel darah merah meningkat  atau banyak maka jumlah nilai hematokrit juga akan mengalami peningkatan. Selain itu ketinggian tempat juga mempengaruhi nilai hematokrit, karena pada tempat yang tinggi seperti pegunungan kadar oksigen dalam udara berkurang sehingga oksigen yang masuk ke dalam paru-paru berkurang, oleh karena itu supaya terjadi keseimbangan maka sumsung tulang belakang memproduksi sel-sel darah merah dalam jumlah yang banyak. Nilai hematokrit disebut dengan %, nilai normal untuk laki-laki 40-48 vol%, dan untuk perempuan 37-43 vol% (Akhyar, 2010).



C. Menghitung Sel Darah Merah
            Berdasarkan hasil Praktikum menghitung sel darah merah, maka diperoleh hasil sebagai berikut:



Gambar 1. Hasil Pengamatan Perhitungan Sel Darah Merah.
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS  PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Sel darah merah


R4
 

R1
 

R3
 
Text Box: R2

R5
 
Kamar Hitung
Cara menghitung
Ket : Preparat Darah Manusia
Perbesaran : 40x
Dik :                                                      
R1 : 201
R2 : 190
R3 : 210
R4 : 181
R5 : 197

Penye :
N      = R1+R2+R3+R4+R5
         = 210+190+210+181+197
 = 988
SDM = N X 10.000
         = 988 X 10.000
         = 9,88 X 106 mm3
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013.



Berdasarkan hasil praktikum menghitung jumlah sel darah merah dalam darah diperoleh jumlah sel darah merah sebanyak 9,88 X 106 mm3 dinyatakan tidak normal karena jumlah sel darah merah normal pada manusia adalah 4.000.000/mm3 – 5.250.000/mm3. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonima (2010) yang menyatakan bahwa jumlah sel darah merah normal pada pria yaitu 5.200.000/mm3 dan pada wanita yaitu 4.700.000/mm3, dimana setiap sel darah merah manusia memiliki diameter sekitar 7,5 μm dan tebal 2 μm. Menurut Frandson (1992) bahwa faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan dan penurunan jumlah sel darah merah pada seseorang dapat terjadi karena orang tersebut mnderita anemia atau hemokonsentra-si. Hemokonsentrasi disbabkan oleh penurunan jumlah air yang diminum atau banyaknya jumlah air yang diminum. Sedangkan anemia disebab-kan oleh karena sel darah yang fungsional atau hemoglobin jauh di bawah normal.


D. Menghitung Sel Darah Putih
       Berdasarkan hasil Praktikum menghitung sel darah putih, maka diperoleh hasil sebagai berikut:



Gambar 2. Hasil Pengamatan Perhitungan Sel Darah Putih.
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS  PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Sel darah putih


R4
 

R1
 

R3
 
Text Box: R2

R5
 
Kamar Hitung
Cara menghitung
Ket : Preparat Darah Manusia
Perbesaran : 40x
Dik :                                                      
W1 : 8
W2 : 30
W3 : 6
W4 : 20

Penye :
N      = W1+W2+W3+W4
         = 8+30+6+20
 = 64
SDP = N X 50
         = 64X 50
         = 3.200 /mm3
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013.



Berdasakan data diketahui bahwa jumlah sel darah putih pada manusia yaitu 3.200 /mm3. Dari data di atas diketahui bahwa jumlah sel darah putih pada manusia di atas normal, karena jumlah sel darah putih yang normal pada manusia berkisar antara 5000/mm3 ‑7000 mm3. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimb (2010) bahwa jumlah leukosit pada pada manusia khususnya orang dewasa kira-kira 7000 sel darah putih per millimeter kubik darah. Persentase normal berbagai jenis sel darah putih (leukosit) meliputi Granulosit (Neutrofil 62,0%, Eosinofil 2,3%, Basofil 0,4%) dan Agranulosit (Limfosit 30,0%, Monosit 5,3%) yang total keseluruhan 100%.
Di dalam darah normal didapati jumlah leukosit rata-rata 4000- 11.000 sel/cc. Jika jumlahnya lebih dari 11000 sel/mm3 maka keadaan ini disebut leukositosis dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka disebut leucopenia. Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu seperti stres, umur, aktifitas fisiologis dan lainnya. Leukosit berperan penting dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap benda-benda asing. Jumlah leukosit lebih banyak diproduksi jika kondisi tubuh sedang sakit apabila dalam sirkulasi darah jumlah leukositnya lebih sedikit dibanding dengan eritrositnya. Nadilla (2012) menyatakan bahwa, sel darah putih berperan dalam melawan infeksi. Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi karena infeksi usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan, dan partus. Jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stress, kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar hemoglobin pada laki-laki itu lebih tinggi dibanding kadar hemoglobin pada perempuan. Sedangkan pada nilai hematokrit, laki-laki juga memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, dimana nilai hematokrit disebut dengan %, nilai normal untuk laki-laki 40-48 vol%, dan untuk perempuan 37-43 vol%. Dari hasil praktikum dinyatakan bahwa jumlah sel darah merah pada sampel tidak normal karena jumlah sel darah merah normal pada pria yaitu 5.200.000/mm3 dan pada wanita yaitu 4.700.000/mm3. Sedangkan untuk sel darah putih dinyatakan tidak normal karena jumlah sel darah putih yang normal pada manusia berkisar antara 5000/mm3 ‑7000 mm3



DAFTAR PUSTAKA

Anonima,2010, Sel Darah Merah.http://liemachmad.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 2 oktober 2013.

Anonimb,2010.Leukosit. http://sister-blogspot.com. Diakses pada tanggal 2 oktober 2013.

Anonim,2011.http://wanenoor.blogspot.com/2011/06/hemoglobin-darah.html. Diakses pada tanggal 03 oktober 2013.


Akhyar,2010.http://yayanakhyar.wordpress.com/2010/04/18/menghitung-hematokrit/. Diakses pada tanggal 2 oktober 2013.

Coles, E.H. 1974. Veterian Clinical Pathologi 2nd Edition W. B. Sounders Co. Philadelphia.

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.